Autisme tidak diakibatkan oleh satu penyebab tunggal, tetapi secara umum
disepakati bahwa autisme disebabkan oleh abnormalitas pada struktur atau
fungsi otak. Scan otak tidak menunjukkan perbedaan pada bentuk dan
struktur otak penyandang autisme dibanding dengan anak-anak non autistik
Peneliti-peneliti saat ini sedang menyelidiki sejumlah teori, termasuk
hubungan antara keturunan, genetik dan masalah medis. Pada banyak
keluarga, tampaknya terdapat pola autisme atau kelainan yang terkait,
sehingga mendukung bahwa autisme mempunyai dasar genetis.
Sementara itu belum ada satu gen yang telah berhasil diidentifikasi
sebagai penyebab autisme, peneliti-peneliti sedang mencari segmen
ireguler dari kode genetik yang mungkin dibawa oleh anak-anak autistik.
Juga tampaknya beberapa anak terlahir dengan kerentanan terhadap
autisme, tetapi peneliti-peneliti belum bisa mengidentifikasi "pemicu"
tunggal yang menyebabkan terjadinya autisme.
Peneliti-peneliti lain sedang menyelidiki kemungkinan bahwa pada suatu
kondisi-kondisi tertentu, sekelompok gen-gen yang tidak stabil mungkin
berhubungan dengan perkembangan otak yang mengakibatkan autisme.
Peneliti-peneliti lain masih menyelidiki masalah-masalah saat kehamilan
atau kelahiran, seperti juga faktor-faktor lingkungan seperti inveksi
virus, ketidakseimbangan metabolisme, dan paparan bahan-bahan kimia
lingkungan.
Autisme cenderung terjadi lebih banyak dibanding dari yang diperkirakan
pada orang-orang yang mempunyai kondisi-kondisi medis tertentu, termasuk
Fragile X syndrome, tuberous sclerosis, congenital rubella syndrome, dan
untreated phenylketonuria (PKU). Beberapa bahan berbahaya yang
dikonsumsi saat kehamilan juga telah dihubungkan dengan meningkatnya
risiko autisme. Pada awal tahun 2002, The Agency for Toxic Substances
and Disease Registry (ATSDR) mempersiapkan makalah yang meninjau
paparan-paparan bahan kimia berbahaya dengan autisme dan menemukan bahwa
hubungan tersebut tidak terbukti; namun demikian, baru sedikit sekali
penelitian dilakukan dan diperlukan lebih banyak dari itu.
Pertanyaan tentang hubungan antara vaksin dan autisme masih dalam
perdebatan. Pada tahun 2001 penyelidikan oleh Institute of Medicine,
suatu komite menyimpulkan bahwa "bukti lebih condong untuk menolak
hubungan timbal-balik ... antara vaksi MMR dan autistic spectrum
disorders (ASD)." Walau demikian, Committee tersebut mengakui, bahwa
"mereka tidak dapat mengenyampingkan" kemungkinan bahwa vaksin MMR
mungkin berperan serta dalam ASD pada sejumlah kecil anak. Sedangkan
peneliti-peneliti lain setuju bahwa data tersebut tidak mendukung
hubungan antara MMR dan autisme, jelaslah bahwa diperlukan lebih banyak
lagi penelitian.
Apapun penyebabnya, tampak jelas bahwa anak-anak penyandang autisme dan
PDD terlahir dengan kelainan atau terlahir dengan potensi untuk menjadi
itu. Hal ini bukan disebabkan pengasuhan yang buruk. Autisme bukan
penyakit mental. Anak-anak penyandang autisme bukan anak-anak yang
memilih utuk menjadi berperilaku tidak baik. Lebih lanjut, tidak
terdapat factor-faktor psikologi pada perkembangan anak yang menunjukkan
sebagai penyebab autisme.
Sumber: http://www.autism- society.org <http://www.autism- society.org/>
Moderator milis [diskusi-autis]
Artu Ditu ( ArtuDitu@cbn. net.id )
disepakati bahwa autisme disebabkan oleh abnormalitas pada struktur atau
fungsi otak. Scan otak tidak menunjukkan perbedaan pada bentuk dan
struktur otak penyandang autisme dibanding dengan anak-anak non autistik
Peneliti-peneliti saat ini sedang menyelidiki sejumlah teori, termasuk
hubungan antara keturunan, genetik dan masalah medis. Pada banyak
keluarga, tampaknya terdapat pola autisme atau kelainan yang terkait,
sehingga mendukung bahwa autisme mempunyai dasar genetis.
Sementara itu belum ada satu gen yang telah berhasil diidentifikasi
sebagai penyebab autisme, peneliti-peneliti sedang mencari segmen
ireguler dari kode genetik yang mungkin dibawa oleh anak-anak autistik.
Juga tampaknya beberapa anak terlahir dengan kerentanan terhadap
autisme, tetapi peneliti-peneliti belum bisa mengidentifikasi "pemicu"
tunggal yang menyebabkan terjadinya autisme.
Peneliti-peneliti lain sedang menyelidiki kemungkinan bahwa pada suatu
kondisi-kondisi tertentu, sekelompok gen-gen yang tidak stabil mungkin
berhubungan dengan perkembangan otak yang mengakibatkan autisme.
Peneliti-peneliti lain masih menyelidiki masalah-masalah saat kehamilan
atau kelahiran, seperti juga faktor-faktor lingkungan seperti inveksi
virus, ketidakseimbangan metabolisme, dan paparan bahan-bahan kimia
lingkungan.
Autisme cenderung terjadi lebih banyak dibanding dari yang diperkirakan
pada orang-orang yang mempunyai kondisi-kondisi medis tertentu, termasuk
Fragile X syndrome, tuberous sclerosis, congenital rubella syndrome, dan
untreated phenylketonuria (PKU). Beberapa bahan berbahaya yang
dikonsumsi saat kehamilan juga telah dihubungkan dengan meningkatnya
risiko autisme. Pada awal tahun 2002, The Agency for Toxic Substances
and Disease Registry (ATSDR) mempersiapkan makalah yang meninjau
paparan-paparan bahan kimia berbahaya dengan autisme dan menemukan bahwa
hubungan tersebut tidak terbukti; namun demikian, baru sedikit sekali
penelitian dilakukan dan diperlukan lebih banyak dari itu.
Pertanyaan tentang hubungan antara vaksin dan autisme masih dalam
perdebatan. Pada tahun 2001 penyelidikan oleh Institute of Medicine,
suatu komite menyimpulkan bahwa "bukti lebih condong untuk menolak
hubungan timbal-balik ... antara vaksi MMR dan autistic spectrum
disorders (ASD)." Walau demikian, Committee tersebut mengakui, bahwa
"mereka tidak dapat mengenyampingkan" kemungkinan bahwa vaksin MMR
mungkin berperan serta dalam ASD pada sejumlah kecil anak. Sedangkan
peneliti-peneliti lain setuju bahwa data tersebut tidak mendukung
hubungan antara MMR dan autisme, jelaslah bahwa diperlukan lebih banyak
lagi penelitian.
Apapun penyebabnya, tampak jelas bahwa anak-anak penyandang autisme dan
PDD terlahir dengan kelainan atau terlahir dengan potensi untuk menjadi
itu. Hal ini bukan disebabkan pengasuhan yang buruk. Autisme bukan
penyakit mental. Anak-anak penyandang autisme bukan anak-anak yang
memilih utuk menjadi berperilaku tidak baik. Lebih lanjut, tidak
terdapat factor-faktor psikologi pada perkembangan anak yang menunjukkan
sebagai penyebab autisme.
Sumber: http://www.autism- society.org <http://www.autism- society.org/>
Moderator milis [diskusi-autis]
Artu Ditu ( ArtuDitu@cbn. net.id )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda kami tunggu..........Tks